Manqobah 31-40




31. MANQOBAH KETIGA PULUH SATU
SYEKH ABDUL QODIR BERZIARAH KE MAKAM ROSULULLOH SAW DAN MENCIUM TANGAN BELIAU

Pada waktu Syekh Abdul Qodir berziarah ke pusara Rosululloh SAW. di Madinah Munawwaroh, setibanya di Madinah langsung beliau masuk ke ruang pusara Rosululloh SAW. yaitu "ruang yang mulia" (hujroh syarifah).  Selama empat puluh hari beliau berdiri di hadapan pusara Rosululloh SAW. 

Kedua tangannya diletakkan pada dadanya sambil bermunajat mengharap rahmat-Nya, menumpahkan isi hati nuraninya dengan makna bait dibawah ini :  ﺫﻧﻮﺑﻲ ﻛﻤﻮﺝ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺜﺮ *** ﻛﻤﺜﻞ ﺟﺒﺎﻝ ﺍﻟﺸﻢ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺒﺮ ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﺫﺍ ﻋﻔﺎ *** ﺟﻨﺎﺡ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻌﻮﺽ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﺻﻐﺮ  dzunubi kamaujil bahri bal hiya aktsaru kamitslil jibalis Syummi bal hiya akbaru walakinnaha 'indal karimi idza 'afaa janahum minal bu'uudhi bal hiya ashghoru  "Besar dosaku seperti gulungan ombak dilaut bahkan lebih banyak. 

Tinggi setinggi puncak gunung syam bahkan lebih tinggi lagi. Namun bila daku Kau ampuni, ringan dosaku seringan sayap nyamuk, kecil bahkan sekecil amat sangat".  Lalu beliau meneruskan munajat pengharapannya dengan bait dibawah ini:  ﻓﻲ ﺣﺎﻟﺔ ﺍﻟﺒﻌﺪ ﺭﻭ ﺣﻲ ﻛﻨﺖ ﺍﺭﺳﻠﻬﺎ *** ﺗﻘﺒﻞ ﺍﻻﺭﺽ ﻋﻨﻲ ﻭ ﻫﻲ ﻧﺎﺋﺒﺘﻲ ﻭﻫﺬﻩ ﻧﻮﺑﺔ ﺍﻻﺷﺒﺎﺡ ﻗﺪﺣﻀﺮﺕ *** ﻓﺎﻣﺪﺩ ﻳﻤﻴﻨﻚ ﻛﻲ ﺗﺤﻈﻰ ﺑﻪ ﺷﻔﺘﻲ  fii halatil bu'di ruuhii kuntu ursiluhaa tuqobbilul ardho 'anni wahya naibaatii wahadzihi naubatul asybaahi qod hadhorot famdud yamiinaka kai tuhzho bihaa syafatii  "Kala jauh dari kekasih, kau utus roh pengganti diri, ulurkan tanganmu kini kasih, kan kukecup sepuas hati untuk terima syafaat kekasih".  

Selesai beliau meluapkan isi hati nuraninya, tangan Rosululloh SAW. yang mulia terulur keluar lalu dipegang, diciumnya sepuas hati, dan diletakkan pada ubun-ubun kepala Syekh.  

***  اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان  alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.  ***



32. MANQOBAH KETIGA PULUH DUA
SYEKH ABDUL QODIR BERBUKA PUASA DI RUMAH MURID-MURIDNYA PADA SATU WAKTU YANG BERSAMAAN

Diriwayatkan pada suatu hari di bulan Romadhon, Syekh Abdul Qodir diundang berbuka puasa oleh murid-muridnya sebanyak tujuh puluh orang di rumahnya masing-masing. Mereka berkeinginan agar Syekh berbuka puasa dirumahnya. Mereka tidak mengetahui bahwa diantara mereka masing-masing mengundang Syekh untuk berbuka puasa pada waktu yang bersamaan.  

Tiba waktunya berbuka puasa bertepatan Syekh berbuka puasa di rumah beliau, detik itu pula rumah muridnya yang tujuh puluh orang itu masing-masing dikunjunginya dan berbuka puasa tepat dalam waktu yang bersamaan.  Peristiwa ini di kota Baghdad sudah masyhur terkenal di kalangan masyarakat, dan sudah menjadi bibir masyarakat dalam setiap pembicaraan dan pertemuan.  

***  اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان  alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.  ***



33. MANQOBAH KETIGA PULUH TIGA
MENYELAMATKAN SEORANG PEREMPUAN MURIDNYA SYEKH ABDUL QODIR DARI KHIANATNYA SEORANG LELAKI FASIK

Diriwayatkan, di kota Baghdad ada seorang wanita rupawan wajahnya cantik dam manis sedap dipandang mata.   Sebelum ia masuk jama'ah murid Syekh Abdul Qodir, ada seorang lelaki fasik, hidung belang, dan tuna susila. Dia menaruh cinta mengharap pada wanita itu, namun cintanya tidak dibalas. Cintanya bertepuk sebelah tangan. 

Si lelaki jahat itu berusaha mencari jalan untuk melaksanakan niat jahatnya itu.  Pada suatu hari, wanita itu berangkat menuju sebuah gua pada suatu gunung untuk berkholwat, beruzlah yakni mengasingkan diri dengan tujuan ibadah. Tidak diketahui sebelumnya, bahwa ia sedan diintai dan diikuti dari belakang oleh silelaki perayu wanita itu.  Ketika wanita itu tiba dan akan masuk kedalam gua, silelaki jahat itu berusaha dengan sekuat tenaga akan masuk kedalam gua memperkosa kehormatan wanita itu. 

Sebaliknya, sang wanita berusaha menghindar dari nafsu angkara murka kejahatan silelaki itu sambil berteriak-teriak memanggil-manggil nama Syekh Abdul Qodir: "Ya Syekh Tsaqolein, Ya Ghoutsal A'dhom, Ya Syekh Abdul Qodir, tolonglah saya!", demikian ratap wanita bertawassul dan beristighotsah minta pertolongan.  Di kala itu Syekh sedang mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat di madrosah, lalu dilepas bakiaknya. 

Sepasang bakiak itu dipegang Syekh lalu dilemparkan kearah gua dan tepat sekali mengenai sasaran kepala lelaki jahat itu, di kala laki-laki jahat itu akan melakukan aksinya, bertubi-tubi sepasang bakiak memukul, menampar laki-laki itu dengan pukulan-pukulan yang mematikan. Dan seketika itu juga ia mati.  Sang wanita segera mengambil sepasang bakiak milik Syekh, gurunya. 

Kemudian ia mengucapkan terimakasih atas pertolongannya, lalu bakiak itu diserahkan sambil melaporkan peristiwa yang dialaminya kepada Syekh dan juga kepada khalayak yang mengerumuninya.  

***  اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان  alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.  ***



34. MANQOBAH KETIGA PULUH EMPAT
SYEKH ABDUL QODIR MEMBERIKAN PERTOLONGAN KEPADA SEORANG WALI YANG TELAH DILEPAS PANGKAT KEWALIANNYA  

Diriwayatkan, pada zaman Syekh Abdul Qodir, ada seorang wali yang telah dilepas pangkat kewaliannya. Ia minta pertolongan kepada rekan-rekannya sesama wali memohon kepada Alloh SWT. agar ia dapat diangkat kembali mendapatkan pangkat kewaliannya.  Wali rekannya itu berkata : "Saya sudah berusaha berdo'a memohon kepada Alloh SWT. agar dapat diangkat kembali pangkat kewalianmu, bahkan menurut anggapan saya persoalan ini tidak diterima oleh Alloh SWT., dan saya dianjurkan sebaiknya meminta pertolongan dan syafa'at Syekh, supaya beliau berdo'a memohon kepada Alloh SWT. agar dapat dikembalikan pangkat kewalianmu itu".  

Kemudian Syekh dapat menerima usulan mereka, lalu beliau berdo'a, sementara itu datang sabda Alloh: "Sudah banyak para wali yang berdo'a mereka mohon supaya dikembalikan lagi pangkat seorang wali yang sudah dicopot itu. Untuk hal ini kamu jangan minta syafaat baginya".   Mendengar sabda itu lalu Syekh mengambil sajadah berangkat menuju suatu lapangan.   

Pada waktu beliau akan melangkahkan kaki, terdengar ada yang memanggil dari alam ghaib : "Wahai Ghoutsul A'dhom Abdul Qodir, bagi orang itu dan seribu orang yang senasib dengan dia, Ku ampuni dosanya".  Dan langkah kaki yang kedua terdengar lagi suara yang bersabda: "Bagi orang itu dan dua ribu orang yang senasib dengan dia".   Dan pada waktu akan memijakkan langkah kaki yang ketiga kembali terdengar: "Bagi dia dan tiga ribu orang yang senasib dengan dia, dosanya Ku ampuni, disebabkan karena pangkat kewalianmu dan kedudukanmu".  

Syekh mengucapkan terimakasih kepada Alloh SWT. atas anugerah yang telah diterima.   Berkat karomah dan syafaat Syekh, wali yang dilepas pangkatnya itu dapat diterima kembali.   

***  اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان  alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.  ***



35. MANQOBAH KETIGA PULUH LIMA
SYEKH AHMAD KANJI MENJADI MURID SYEKH ABDUL QODIR ATAS PETUNJUK GURUNYA 

Diriwayatkan, pada suatu hari Syekh Ahmad Kanji sedang mengambil air wudhu, terlintas dalam hatinya bahwa Thorekat Syekh Abdul Qodir itu lebih disukai daripada thorekat-thorekat lainnya. Gurunya yaitu Syekh Abi Ishaq Maghribi mengetahui pula apa yang terlintas dalam hati muridnya, lalu beliau bertanya : "Apakah kamu mengetahui tentang kedudukan Syekh Abdul Qodir?".   Dijawab oleh Syekh Ahmad Kanji : "Saya tidak tahu".   Lalu gurunya menjelaskan: "Perlu diketahui bahwa Syekh Abdul Qodir itu memiliki duabelas sifat-sifat kemuliaan. 

Kalau lautan dijadikan tintanya, dan pepohonan dijadikan penanya, manusia, malaikat, dan jin sebagai penulisnya, maka tidak akan mampu menuliskan sifat-sifat jatidiri yang dimiliki beliau itu".  Mendengar penjelasan dari gurunya itu, ia makin bertambah mahabbah kecintaannya kepada Syekh Abdul Qodir, hatinya berbisik : "Salah satu harapanku jangan dahulu aku meninggal sebelum aku mendalami dan mengamalkan thoriqohnya".  

Kemudian dengan kemauan yang keras berangkatlah ia menuju kota Baghdad, setibanya disebuah gunung di wilayah Ajmir, dibawah gunung mengalir sungai, lalu ia mengambil air wudhu untuk bersembahyang serta beristirahat di tempat itu. Angin bertiup sepoi-sepoi basah mengipasi badan yang letih sehingga ia terlena dan tertidur dengan nyenyaknya.  Didalam keadaan tidur ia bermimpi dikunjungi Syekh Abdul Qodir. 

Beliau membawa mahkota merah dan sorban hijau, Syekh Ahmad Kanji berdiri menghormati kedatangan beliau.  "Mari kesini lebih dekat lagi", kata beliau sambil mengenakan mahkota merah dan sorban hijau di atas kepala Syekh Ahmad Kanji, dan berkata :"Wahai Ahmad Kanji, sekarang kamu sudah menjadi muridku, dan menjadi anakku dan menjadi Rijalulloh ( Pahlawan Alloh )". 

Lalu beliau menghilang dan bangunlah Syekh Ahmad Kanji dari tidurnya, mahkota dan sorban sudah melekat terpakai di atas kepalanya, lalu ia bersujud syukur atas nikmat Alloh yang telah diterimanya.  Kemudian ia pulang kembali kepada gurunya sambil memperlihatkan mahkota merah dan sorban hijau hadiah pelantikan dari Syekh Abdul Qodir, dan menceritakan tentang peristiwa yang telah dialaminya.  

Gurunya berkata : "Wahai Ahmad Kanji, mahkota dan sorban itu adalah suatu hirqoh kemuliaan dan keberkahan bagimu, dan kamu sangat dikasihi Syekh Abdul Qodir. Sekarang berdirilah tegak, dan kamu telah menjadi wali yang utama".   Dengan mengharap keberkahannya, Syekh Abi Ishaq Maghribi memakai mahkota dan sorban itu di kepalanya, lalu diserahkan kembali kepada Syekh Ahmad Kanji.  

***  اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان  alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.  ***



36. MANQOBAH KETIGA PULUH ENAM
SYEKH AHMAD KANJI MENJUNJUNG KAYU BAKAR DIATAS KEPALANYA

Syekh Ahmad Kanji pekerjaannya adalah mencari kayu bakar untuk memasak roti bagi faqir-faqir.  Setelah mengenakan mahkota dari Syekh Abdul Qodir, gurunya berkata : "Sekarang engkau tidak layak mencari kayu bakar, sebab kepalamu telah dimahkotai dengan mahkota yang mulia". Lalu Syekh Ahmad Kanji memohon ijin dari gurunya untuk mencari kayu bakar.   

Ujar gurunya: "Ya kalau kamu ngotot, silakan saja".  Iapun berangkat ke gunung memgumpulkan kayu bakar dan diikat. Waktu akan diangkat kekepalanya, kayu bakar itu melayang diatas kepala Syekh Ahmad Kanji kira-kira sehasta dari kepalanya. Lantas Syekh Ahmad Kanji pulang kepada gurunya. 

Ikatan kayu bakar terus melayang mengikuti Syekh Ahmad.  Setibanya di tempat gurunya yaitu Syekh Abi Ishaq Maghribi, gurunya berkata : "Nah, Syekh Ahmad, tadi kataku bagaimana, kepalamu tidak pantas dipakai membawa kayu bakar, sebab sudah ditempati mahkota dan sorban yang mulia. Sejak kini, sudahlah jangan mencari kayu bakar. Engkau oleh Sayyid Abdul Qodir sudah ditunjukkan dalam pangkat Rijalulloh".  

***  اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان  alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.  ***



37. MANQOBAH KETIGA PULUH TUJUH
BERKAT DO'A SYEKH ABDUL QODIR SEORANG PEREMPUAN MEMPUNYAI TUJUH ANAK LAKI-LAKI

Dalam kitab Muntakhob Jawahiril Qolaid diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir, maksudnya ia mohon do'a restu dan karomah Syekh agar ia dikaruniai seorang anak yang menjadi dambaan hati buah pelerai lara.   Lalu Syaikh melihat tulisannya di Lauhil Mahfudz, ternyata bagi perempuan itu tidak ada tulisan akan mempunyai anak.   

Disaat itu pula Syekh berdo'a kepada Alloh Yang Maha Berkuasa agar perempuan itu diberi dua orang anak.   Selesai beliau berdo'a terdengar sabda Alloh : "Bukankah kamu sudah melihat di Lauhil Mahfudz bahwa seorang anakpun tidak ada tulisannya bagi perempuan itu, dan sekarang malah kamu minta dua orang anak ?".  Syekh berkata lagi : "Saya mohon tiga anak".   Dikala itu datang lagi sabda Alloh : "Kamu sudah melihat di Lauhil Mahfudz ia tidak ada lukisannya seorang anakpun, kini kamu minta tiga anak".   Syekh berkata lagi: "Ya Alloh saya mohon empat orang anak".   

Demikian seterusnya permohonan Syekh bertambah meningkat sampai pada permohonan tujuh orang anak.   Pada waktu sampai batas tujuh orang anak, datang sabda Alloh: "Sekarang sudah cukup, jangan lebih dari tujuh, dan permohonan itu Ku-terima".  Atas anugerah karunia itu lalu beliau bersujud syukur kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala.  Kemudian Syekh mencomot segumpal tanah, dan sedikit dari tanah itu diberikan kepada perempuan itu. 

Dengan mengharap barokahnya lalu perempuan itu membuat liontin mata kalung dari tanah itu yang dilapisi perak.  Beberapa hari kemudian perempuan itu hamil, dan sampai masa sembilan bulan ia melahirkan bayi kembar siam tujuh bayi laki-laki semuanya dalam keadaan sehat dan selamat.  Kian hari bayi itu menjadi besar dan meningkat menjadi anak- anak dewasa. Beberapa tahun kemudian, keyakinan perempuan itu menjadi berubah.  

Tercetus dalam bisikan hati perempuan itu prasangka buruk terhadap Syekh. Ia berkata sambil memegang perhiasan liontin mata kalung yang dipakai: "Untuk apa gunanya tanah ini tiap hari selalu bergantung di bawah leherku, sekarang aku sudah punya anak, untuk apalagi kalung ini kupakai, tidak ada gunanya". Seusai ia berkata dalam hati nuraninya dengan spontanitas ketujuh anaknya itu mati.  

Melihat kejadian yang tidak terduga itu, segera perempuan itu berangkat menghadap Syekh sambil menangis tersedu-sedu dan bertobat mohon ampunannya karena jauh sebelumnya sudah berprasangka buruk kepada Syekh.  Menerima pengaduan dan keluhan itu, Syekh berkata "Sekarang juga kamu cepat pulang, dan apa yang menjadi niat dan harapanmu itu akan diterima juga nanti".   Setibanya dirumah dengan penuh cemas ternyata anaknya yang sudah mati, semuanya hidup kembali.  

***  اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان  alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.  ***  



38. MANQOBAH KETIGA PULUH DELAPAN
SYEKH ABDUL QODIR MENYELAMATKAN MURIDNYA DARI SIKSAAN MALAIKAT MUNKAR WA NAKIR

Diriwayatkan, Syekh Abdul Qodir mempunyai murid yang bodoh dan buta agama, namun ia menaruh cinta, rindu, kepada gurunya yaitu Syekh Abdul Qodir.  Pada waktu ia mati ditanya dialam kubur oleh malaikat Munkar Nakir: "Apa agamamu, siapa Tuhanmu dan siapa Nabimu ?". Si mayat menjawab : "Saya tidak tahu, yang saya ketahui hanya guruku Syekh Abdul Qodir, beliaulah yang sangat kucintai".   

Mayat itu selalu memanggil-manggil Syekh Abdul Qodir, sehingga malaikat Munkar Nakir merasa bingung menghadapi kejadian ini, lalu hal ini diajukan kepada Alloh SWT: "Ya Alloh, Engkau Maha Mengetahui tentang jawaban mayat hamba-MU ini, untuk hal itu saya serahkan kepada-Mu".   Alloh bersabda : "Beri siksaan dia sebagaimana mestinya".  Pada waktu malaikat Munkar Nakir akan melaksanakan siksaan sebagaimana perintah Alloh SWT, tiba-tiba Syekh Abdul Qodir muncul sambil berkata : "Wahai malaikat Munkar Nakir, mayat muridku jangan disiksa karena dia waktu hidupnya termasuk orang yang bodoh, dan tidak tahu tentang agama, yang dia ketahui hanyalah aku ini". 

Lalu Syekh melanjutkan pembicaraannya : "Akulah yang yang akan memberi jawaban terhadap segala pertanyaan yang kalian akan tanyakan, nah sekarang mau menanyakan masalah apa ?".  Untuk kedua kalinya kejadian ini malaikat Munkar Nakir bertambah bingung dan dengan segera dilaporkan kepada Alloh SWT.  Alloh bersabda sebagaimana tadi : "Siksa dia sebagaimana mestinya !".   

Setelah malaikat itu menerima perintah dari Alloh lalu diambilnya godam, ketika mayat akan disiksa, tiba-tiba Syekh menghadang dan menggagalkan serta merebut godam dari tangan malaikat Munkar Nakir lalu dilemparkan, beliau berkata : "Semuanya minggir! Demi panasnya kecintaanku yang membara dalam batinku kepada Alloh, siapapun juga tidak ada yang menandingiku. 

Ingat, kalau mayat muridku disiksa, surga dan neraka semuanya akan kubakar ( artinya dalam surga tidak akan senang dan dineraka tidak akan susah )".  Ketika itu datang sabda Alloh : "Sekarang Ku ampuni dosa mayat orang itu, jangan kamu siksa, disebabkan karena kekasihku Abdul Qodir. Aku menanggung rindu padanya, dan lebarkan pula kubur mayat orang itu!".  

***  اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان  alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.  ***



39. MANQOBAH KETIGA PULUH SEMBILAN
SETIAP DATANG TAHUN BARU TAHUN ITU MEMBERI TAHU KEPADA SYEKH ABDUL QODIR PERISTIWA YANG AKAN TERJADI PADA TAHUN INI  

Di dalam kitab Bahjatul Asror meriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir suatu saat beliau terbang melayang-layang diatas ribuan manusia pada jamaah majelis pengajian yang beliau pimpin. Beliau berkata : "Tiada terbit matahari melainkan mengucapkan salam padaku, dan menginformasikan segala kejadian atau peristiwa yang akan terjadi pada tahun itu. 

Pada setiap datang bulan senantiasa memberi salam padaku dan menceritakan peristiwa apapun yang akan terjadi pada bulan itu. Demikian setiap datang minggu dan hari, minggu dan hari itu memberi salam padaku dan memberitahukan masukan peristiwa yang akan terjadi pada minggu dan hari itu. Demi Dzat Kemuliaan Tuhan orang-orang yang akan mendapat kecelakaan dan kebahagiaan semuanya itu diajukan kepadaku. 

Pandangan mataku ada di lauhil mahfudz, dan aku tenggelam dalam lautan ilmunya Alloh dan dalam lautan musyahadah-Nya. Akulah yang menjadi hujjah Alloh bagimu. Akulah yang menjadi pengganti dan penerus Rosululloh SAW. Akulah yang menjadi pewarisnya dibumi. Manusia ada gurunya, malaikat ada gurunya, demikian pula jin ada gurunya, dan aku adalah guru semuanya".  

***  اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان  alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.  ***



40. MANQOBAH KEEMPATPULUH
SYEKH ABDUL QODIR DIBERI BUKU, DAFTAR UNTUK MENCATAT MURID-MURIDNYA SAMPAI HARI KIAMAT

Di dalam kitab Bahjatul Asror diriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir pernah berkata: "Aku diberi sebuah buku luasnya sepanjang mata memandang untuk menuliskan dan mencatat nama-nama muridku sampai hari kiamat. Semua jumlah catatan murid dan ikhwanku itu telah Alloh berikan padaku dan telah menjadi milikku. 

Aku pernah bertanya kepada malaikat Malik penjaga pintu neraka: "Apakah ada padamu murid ataupun ikhwanku?" Malaikat Malik menjawab "Tidak ada dalam neraka".   Syekh berkata: "Aku bersumpah demi Dzat Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, sesungguhnya tanganku terhadap murid-muridku seperti langit menutupi bumi. 

Andaikan murid-muridku itu buruk dan salah, maka akulah yang baik dan benar. Dan aku bersumpah demi Dzat Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, dua telapak kakiku tidak akan bergeser setapakpun di hadapan Tuhan, terkecuali sudah mendapat keputusan bahwa aku bersama murid-muridku berangkat masuk surga".   

Lebih lanjut beliau berkata: "Senantiasa tanganku ini tidak akan lepas dari kepala murid-muridku, walaupun aku sedang berada di Timur (masyriq) dan muridku berada dibarat (Maghrib) , lalu muridku itu terlihat dan tersingkap auratnya maka tanganku akan segera menutupinya. 

Demi Dzat Kemuliaan dan Keagungan Tuhan, pada hari kiamat nanti aku akan berdiri tegak di hadapan pintu gerbang neraka, sekali lagi aku tidak akan bergeser dan berdiri tegak sebelum semua muridku sudah masuk ke surga, karena Alloh Yang Maha Kuasa telah menjanjikan padaku bahwa murid-muridku tidak akan dimasukkan kedalam neraka. 

Barang siapa yang berguru serta cinta/ mahabbah padaku pasti aku menghadap (menaruh perhatian) padanya. Dan malaikat Munkar Nakir telah berjanji padaku bahwa mereka tidak akan menakut-nakuti, atau menimbulkan rasa kaget/terkejut pada murid-muridku".  
***  اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان  alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.  ***

Manqobah 31-40
4/ 5
Oleh